Pemerintah Kabupaten Kampar menyelenggarakan acara Rembuk Stunting Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting di Balai Bupati Kampar, pada Rabu 18 Mei 2022.
Tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah menyampaikan hasil analisis situasi dan rancangan rencana kegiatan Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi Kabupaten serta mendeklarasikan komitmen bersama pemerintah daerah dalam rangka Program Pendampingan Konseling dan Pemeriksaan 3 bulan Pra Nikah sebagai upaya Pencegahan Stunting dari Hulu yang langsung disampaikan oleh Kepala DPPKBP3A Kabupaten Kampar Bapak Drs. H. Edi Afrizal, M.Si.
PKBI Daerah Riau diwakili oleh Bapak Anthonny Adiputra dan M. Arif Saputra menghadiri kegiatan Rembuk Stunting Tingkat Kabupaten Kampar Tahun 2022 di Balai Bupati Kampar.
Kegiatan ini dihadiri oleh Bupati Kampar Bappeda Provinsi Riau dan Kabupaten Kampar, Dinas Kesehatan Provinsi Riau dan Kabupaten Kampar, Satgas Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Riau dan Kabupaten Kampar, PKBI Provinsi Riau, Forkopimda Kabupaten Kampar, Sekda Kabupaten Kampar, Staf Ahli, Kepala OPD Kabupaten Kampar, Camat se Kabupaten Kampar, KUA se Kabupaten Kampar, Kepala Puskesmas se Kab Kampar, Pimpinan Perguruan Tinggi dan Kepala Desa.
Dalam kesempatan ini Ketua Pelaksana Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Riau yang diwakili oleh Sekretaris TPPS Provinsi menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada semua Dinas/Lembaga mitra terkait, baik Pemerintah maupun Swasta dalam rangka Percepatan Penurunan Stunting. Diharapkan penanganan Program Percepatan Penurunan Stunting akan lebih dioptimalkan dengan mengedepankan sinergi, kolaborasi dan konvergensi melalui kemitraan.
Selanjutnya Bupati Kampar Bapak Catur Sugeng Santoso, SH membuka langsung kegiatan ini dengan menyampaikan Tingkat Prevalensi Stunting yang masih tinggi yaitu Kabupaten Kampar sebesar 25,7% (berdasarkan pendataan SSGI) yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan Tahun 2021. Hal ini perlu segera kita atasi bersama. Diperlukan satu kesatuan yang terintegrasi dari seluruh elemen sehingga di akhir tahun 2023 kita bisa menurunkan angka Stunting dibawah 14%.
Beliau berharap Output dari Rembuk Stunting ini dapat melahirkan Komitmen Bersama Penurunan Stunting khususnya pada 20 Desa yang menjadi lokus pada tahun 2022.
Kegiatan ini juga memberikan sertifikat penghargaan kepada Desa/kelurahan yang prevalensi stunting yang rendah.